Kenangan
Dinda Fitri Ramadhani
Ku mulai pagiku dengan membantu aktivitas bunda seperti
biasa. Namun kali ini sedikit berbeda, karena bunda memintaku untuk menemaninya
pergi ke pasar. Tanpa berpikir panjang lagi, aku pun segera mengindahkan
permintaan bunda.
Karena letak pasar dengan kompleks rumahku cukup dekat,
aku dan bunda memutukan untuk pergi ke pasar berjalan kaki saja. Hitung –
hitung sekalian olahraga pagi juga. Sekitar 5 menit kemudian, akhirnya aku dan
bunda sampai di pasar tradisional.
Pergi ke pasar ini merupakan pengalaman pertama bagiku. Itulah
sebabnya aku belum mengetahui seluk beluk pasar tradisional ini. Aku pun
mengikuti jejak bunda. Kemana bunda berjalan, tangan bunda dan tangan ku selalu
berpegangan dengan erat. Dan disuatu saat, langkah bunda berhenti di sebuah
kios sayur di dalam pasar. Karena kondisi pasar yang sangat ramai dan dikios
sayur itu pembeli dipersilakan mengambil sayuran yang diinginkannya sendiri,
maka bunda menyuruhku untuk menunggu sebentar.
Sambil menunggu bunda memilih sayuran, aku mulai
mengamati kondisi pasar tradisional ini. Banyak hal yang kulihat disini. Ada penjual
sayur, penjual makanan ringan sampai makanan berat, penjual baju, penjual ikan,
para pembeli yang sibuk kesana kemari untuk mencari apa yang mereka butuhkan
masing – masing. Semua itu sangat menarik untuk dilihat.
Kurasa sudah cukup untuk mengamati keadaan sekitar, dan
aku kembali fokus kepada bunda. Mendadak aku jadi bingung karena aku tak bisa
menemukan keberadaan bunda. Aku yang dari tadi tak bergeser satu langkah pun,
mulai dengan cermat dan teliti untuk mengamati orang – orang yang ada disisi ku
untuk menemukan keberadaan bunda kembali. Kurasa kerumunan orang – orang asing
ini telah mempersulitku menemukan keberadaan bunda. Cukup lama aku mencari, dan
aku tak bisa menemukan keberadaan bunda. Karena panik, maka kuberanikan diri
untuk melangkah mencari bunda. Aku berjalan kesana – kemari sambil mengamati
wajah – wajah orang asing di pasar ini.
Aku yang tak tahu gang – gang di pasar ini, ters saja
melangkah. Karena tak kunjung menemukan keberadaan bunda, tak terasa aku mulai
meneteskan air mata. Aku takut. Takut sekali. Ini pengalaman pertama ku. Pergi ke
tempat yang ramai dengan orang – orang yang sama sekali tak ku kenali. Tiba –
tiba saja seseorang dari belakang menarik tangan ku, dan seketika aku menoleh
kebelakang. Bunda. Ya, ini Bunda.
“Bundaaaa.” Teriakku. “Bunda,
aku takut. Orang disini sangat banyak, aku tak bisa menemukan bunda. Hiks..hiks..hiks...”
“Tenang nak. Bunda ada
disini. Bunda akan selalu ada disisimu. Maafkan bunda karena telah membuatmu
menunggu begitu lama.” Kupeluk bunda erat. Aku menangis dipundaknya.
Ini
adalah pengalaman pertamaku di tempat umum. Dan aku merasakan takut yang
teramat sangat. Sampai sekarang ini, tak sedikitpun aku lupa akan kejadian yang
pernah kualami seperti diatas.
Cerpen ulang ini saya buat untuk memenuhi Tugas Bahasa Indonesia
Dengan guru pembimbing Bpk. Setyo Purnomo S.Pd
SMA N 1 GEGER Madiun
Tahun Pelajaran 2014/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar