Minggu, 30 Maret 2014

Sebelum Ibu Tercipta

Sebelum IBU Tercipta... 
Ketika itu, Tuhan telah bekerja enam hari lamanya. 
Seorang malaikat menghampiri Tuhan dan berkata lembut : 
"Tuhan, banyak nian waktu yg Tuhan habiskan untuk menciptakan ibu ini ?" 
Dan Tuhan menjawab pelan: 
"Tidakkah kau lihat perincian yang harus dikerjakan ??? 


  1. Ibu ini harus waterproof (tahan air/cuci) tapi bukan dari plastik. 
  2. Harus terdiri dari 180 bagian yang lentur, lemas dan tidak cepat lelah. 
  3. Ia harus bisa hidup dari sedikit teh kental dan makanan seadanya untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya.
  4. Memiliki kuping yang lebar untuk menampung keluhan anak-anaknya. 
  5. Memiliki ciuman yang dapat menyembuhkan dan menyejukan hati anaknya. 
  6. Lidah yang manis untuk merekatkan hati yang patah, dan 
  7. Enam pasang tangan... Malaikat itu menggeleng-gelengkan kepalanya

Yang Tak Bisa Diucapkan Ayah...



Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya..... 


Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.. 
Lalu bagaimana dengan Ayah? 

Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, 
jika ternyata Ayah-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu? 

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, 

Pelajaran Hidup Berharga - Pengemis

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6NxggOaWovAkd0PkiNicBwSrU_tnHA5IS6lqmYgBJNstcvkHidL-sxCgt9RXMN0XnH98ksfxQ-Ttv0p4PiDvp5dneS-gd_-se3n63bAdmtsR1ZrNpnxRSe50baTQpKs-mX5zHlRNKyGZj/s1600/pengemis2.jpg


Pada suatu hari sepasang suami istri sedang makan bersama di rumahnya. Tiba-tiba pintu rumahnya diketuk seorang pengemis. Melihat keadaan si pengemis itu, si istri merasa terharu dan dia bermaksud hendak memberikan sesuatu. Tetapi sebelumnya, sebagai seorang wanita yang sholihat dan patuh pada kepada suaminya, dia meminta izin terlebih dahulu kepada suaminya, 

“Wahai suamiku, bolehkah aku memberi makanan kepada pengemis itu?” 

Rupanya suaminya memiliki karakter yang berbeda dengan wanita itu. Dengan suara lantang dan kasar menjawab, 

“Tidak usah! Usir saja dia, dan tutup kembali pintunya!” Si wanita terpaksa tidak memberikan apa-apa kepada pengemis tadi sehingga dia berlalu dan kecewa. 

Pada suatu hari yang naas perdagangan lelaki ini jatuh bangkrut.Kekayaannya habis dan ia menderita banyak hutang. Selain itu, karena ketidakcocokan sifat dengan istrinya, rumah tangganya menjadi berantakan sehingga terjadilah perceraian. Tak lama sesudah habis masa iddahnya bekas istri lelaki yang pailit itu menikah lagi dengan seorang pedagang di kota dan hidup berbahagia. 

Ketika Dia Sudah Tua


Ketika Dia Sudah Tua, bukanlah dia yang dulu. 
Mengertilah, bersabarlah sedikit terhadapnya. 

Ketika pakaiannya kotor karena makanan, 
ketika dia lupa cara memakai pakaian, 
ingatlah bagaimana dia dahulu mengajarimu. 

Ketika dia berulang-ulang berkata-kata tentang 
sesuatu yang telah bosan kau dengar, bersabarlah 
mendengarkannya, ketika kau kecil, dia harus 
mengulang cerita yang telah beribu-ribu kali 
diceritakan agar kau tertidur.